Sunday, May 9, 2010

Ray

Ray duduk terdiam dipojok ruangan itu dengan segala yang berantakan, menyadari dunia nya hancur. Ia meratapi semua yang telah terjadi. Menyesali semua perbuatannya, dan berusaha bangkit dari keterpurukannya. Sama seperti remaja seumurnya, ia baru mengenal cinta, ia senang akan cinta, dan ia disakiti oleh cinta.

* * *

Facebook, jejaring sosial yang tengah marak di Indonesia, banyak sekali orang memainkannya, termasuk Ray, ramaja laki-laki yang biasa-biasa saja. Labil dan mudah terhasut oleh temannya, membuat ia mengiyakan ketika temannya mengusulkan untuk menjadi seorang faker –pemalsu di dunia maya. Ia menjalani hari-hari yang santai dengan menambah teman di Facebook. Hari per hari ia lalui seperti itu.

Dan perbuatan isengnya tanpa sadar membuat nya menambahkan seorang yang bernama Bianca sebagai temannya di Facebook. Entah apa yang membuat Ray begitu mengagumi Bianca dan berharap bsia lebih dekat dengannya. Seperti dengan teman-teman maya nya di Facebook, Ray pun memulai basa-basi berkenalan. Dan ya biasa-biasa saja. Sampai pada akhirnya dia memanggil lagi gadis itu di Facebook. Kemudian mereka pun berbicara panjang lebar. Entah apa yang terjadi, membuat Ray bisa berbicara santai dengannya, dan benar-benar lepas. Dengan sengaja Ray menyebutkan nomor ponselnya pada Bianca, berharap gadis itu akan menghubunginya dan mereka bisa lebih saling mengenal lagi. Tanpa disangka, ternyata Bianca menghubunginya.

Tapi satu yang mengganjal hati Ray, bagaimana agar Bianca tidak tahu bahwa dia adalah seorang faker? Maka ia berfikir keras tentang hal itu. Sampai terbesit difikiran nya untuk memblock orang asli yang digunakan untuk memfake itu. Ray menghubungi temannya yang lulusan Teknologi Informatika di Universitas Binus yang ia kenal dari temannya yang kini berdomisili di Bandung. Ray meminta temannya mencarikan password dari akun Facebook Bianca. Dan Ray mendapatkannya. Maka ia pun membuka akun itu dengan perasaan bersalah, dan memblock orang asli itu. Memang ia sebenarnya tak punya hak untuk melakukan hal itu, tapi entah apa yang membuatnya berbuat seperti itu, Ray sendiri tak mengerti.

Hari hari berlalu dengan Ray yang selalu ngobrol dengan Bianca baik melalui SMS ataupun Facebook. Membuat Ray semakin menyadari, ia menyukai gadis itu. Disisi lain, tanpa diketahui gadis itu, Ray membuat blog pribadi yang semuanya berisi tentang gadis itu. Tentang apa yang sebenarnya terjadi dan dia tak sanggup mengatakan kenyataannya. Pelan pelan tapi pasti, Ray menyadari dia tidak bisa terus seperti ini.

* * *

Tanpa terasa, ternyata Ray jatuh terlalu dalam, dan ia benar-benar sayang pada gadis itu. Kini Ray hanya bisa terus berfikir bagaimana memberi tahu gadis itu kebenaran yang selama ini tertutup. Ditengah gundah nya, Ray yang hanya remaja labil, yang telah berulang kali mengatakan dengan polos nya ia suka pada Bianca, akhirnya menyatakan perasaannya, dan menginginkan mereka tak hanya menjadi teman saja. Bianca ternyata mengiyakan saat Ray mengatakan seperti itu. Tapi Ray yang bodoh dan pengecut hanya berkata bahwa ya dia tidak jadi, dia takut semua akan berubah. Hal itu membuat hubungannya dan Bianca memburuk. Ray berusaha menghandle semua nya agar baik-baik saja.

Setelah kekakuan akibat hal bodoh yang dilakukan oleh Ray, suasana kembali normal. Ray juga sudah bisa bersikap normal pada Bianca dan begitu juga mungkin sebaliknya.bercanda, ngobrol, dan lain lain. Perasaan Ray tak menentu, antara memberi tahu kebenarannya, atau terus berada dalam lingkaran kebohongan. Disisi lain ia sadar, ia salah telah membohongi Bianca. Waktu yang singkat berlalu, dan Ray kembali menyatakan perasaannya pada Bianca disertai rasa bersalah karna sudah berbohong. Tak berapa lama, Bianca menerimanya.

Ray, sosok remaja yang penakut dan pengecut serta bodoh, yang tak berani berbuat selayaknya dengan pacarnya sendiri. Ia tak berani memulai berbicara “aku – kamu” setelah sekian lama mereka menggunakan “gue – lu”, ia tak berani merequest status berpacaran mereka lebih dulu di Facebook, dan hal bodoh lainnya. Ia bahkan meminta maaf, telah mengetahui terlalu banyak tentang Bianca. Benar-benar remaja laki-laki yang bodoh.

* * *

Kira-kira hampir seminggu menjadi pacar Bianca, salah satu temannya menyadari bahwa Ray adalah seorang faker. Mau tak mau Ray harus mengakui semuanya, dan satu rasa bersalah yang amat besar, menggerogoti nya dari dalam, membuatnya pelan-pelan berubah. Bianca mengatakan hal itu tak masalah, dan ia memaafkan Ray, tapi tetap saja didalam hatinya, gadis itu merasakan sakit, karna telah dibohongi. Menurut Ray mungkin memang itu yang terbaik. Daripada Ray menunggu sampai ia berani mengatakan semuanya, mungkin akan menyakiti Bianca jauh lebih dalam lagi. Ia berfikir bahwa ini yang terbaik. Sehari berlalu dan dengan suasana yang tak terkendali, Bianca mengajak Ray untuk kembali menjadi teman saja. Mau tak mau Ray mengiyakan hal itu.

Hari-hari Ray tak lagi semenyenangkan dulu. Ada yang hilang dari dunianya. Entah apa. Padahal ia masih tetap berhubungan dengan Bianca. Mencurahkan semua yang ada difikirannya pada blog pribadinya menjadi pilihannya untuk bercerita. Merasa sudah saatnya Bianca mengetahui keberadaan blognya, Ray memberitahu gadis itu alamat blog pribadinya. Berharap gadis itu akan membacanya dan mengetahui seberapa besar rasa sayang Ray padanya.

Ray yang masih benar-benar menyimpan rasa sayang pada Bianca, hanya bisa berharap semua bisa kembali seperti dulu, semua bisa baik-baik saja. Ray benar-benar berharap pada Bianca. Ia berusaha menghilangkan rasa itu, tapi Bianca yang seolah memberi secercah kemungkinan, membuatnya makin berharap. Meski ia tahu, apa yang dilakukan nya pelan-pelan menyakitinya. Saat ia tahu bahwa ternyata Bianca mengatakan bahwa mereka tak akan bisa balikan lagi, membuatnya benar-benar tersakiti. Ray sadar ia tak seharusnya menangis, tapi ia menangis. Dan merasakan sakit yang benar-benar sakit.

Ray bercerita tentang apa yang terjadi pada temannya. Sudah berapa kali, temannya mnegatakan untuk melupakan Bianca, dan tidak usah berharap lagi padanya. Tapi Ray tak bisa. Memang kadang ia merasa seperti mainan. Tapi dia terima saja diperlakukan seperti itu. Temannya mengatakn bahwa ia benar-benar kasihan dengan Ray, ia mengatakan seharusnya Bianca bisa dengan tegas menyatakan apa yang seharusnya dan tidak membuat Ray terus berharap. Ray hanya bisa diam. Tak bisa berbuat apa-apa.

Berusaha untuk baik-baik saja dan membunuh rasa sayangnya pada Bianca tak pernah berhasil. Berapa hari ia lalui dengan ngobrol bersama Bianca di telepon, membuatnya semakin berharap pada gadis itu. Ray adalah sosok munafik yang mengatakan ia baik-baik saja padahal jauh didalam ia terluka. Beberapa hari bertelepon dengan Bianca membuatnya merasa senang.

Tak lama kemudian, setelah beberapa hari mengobrol dengan Bianca di telepon. Ray masih merasakan rasa bersalah yang amat sangat. Dan Bianca mengetahui dia mengeblock orang asli yang ia fake itu. Membuatnya semakin merasa berdosa pada gadis itu. Ditengah rasa bersalahnya, ia berfikir mungkin dengan menghilang dari hidup gadis itu, ia bisa memperbaiki sesuatu. Maka dengan segenap keberanian, ia mengirimi gadis itu pesan berisi tentang apa yang ia rasakan dan benar-benar yakin dengan apa yang dilakukannya. Tapi disudut hati kecilnya, Ray yakin ia akan menyesali perkataannya.

Benar, ternyata Ray menyesali semuanya. Dari hari sebelumnya, Ray bertanya pada Bianca apa yang gadis itu inginkan dengan hubungan mereka. Ray sadar ia salah, ia telah membuat gadis itu kecewa, marah, dan kesal padanya. ia benar-benar sadar dan hanya bisa meminta maaf pada gadis itu. Sambil menunggu gadis itu menjawab pertanyaannya hari ini, ia hanya duduk diam. Dan menunggu jam makan siang untuk menelepon gadis itu apabila Bianca masih tak menjawab pertanyaannya.

* * *

Ray duduk terdiam dipojok ruangan itu dengan segala yang berantakan, menyadari dunia nya hancur. Ia meratapi semua yang telah terjadi. Menyesali semua perbuatannya, dan berusaha bangkit dari keterpurukannya. Sama seperti remaja seumurnya, ia baru mengenal cinta, ia senang akan cinta, dan ia disakiti oleh cinta. Kini ia tengah menunggu jawaban dari Bianca, gadis yang disayanginya.

4 comments:

  1. ceritanya bagus!
    ehmm, tapi kayaknya klo berdasar
    pengalaman pribadi
    rasanya sakit. hho.
    klo di baca sih bagus, tp tidak utk dialami :P

    ReplyDelete
  2. makasih:)haha.iya emang sakit kok.kan ngalamin.:0

    ReplyDelete
  3. masih sama2 orang indonesia yaa? lo beneran jatuh cinta?

    ReplyDelete
  4. iya orang indonesia kok.haha.hm gatau,jatuh cinta ya?mungkin kali.absurd.:)

    ReplyDelete